ini cerita cintaku.
tak perlu orang tau siapa diriku. tak pelu mengarti kenapa aku bisa seperti ini. aku hanya seorang gadis 21 tahun yang merasakan cinta. dan bodohnya, cinta ini yg perlahan membunuh ku.
q mencintai dia, seorang laki2 34tahun, ya,, ini memang bodoh. q bahkan mencintai orang yang usianya terpaut sangat jauh. aku bukan seorang yang buruk rupa yang tak laku. aku hanya meraih apa yang aku tanam selama ini. jika ingin tahu,, aku cantik, dengan tatapan mata yang tajam, dengan hidung yg tidak bisa dibilang pesek, dengan bibir tipis yang ranum. dengan tinggi 168cm, dan berat 70 kg,, ya.. memang agak sedikit bongsor. tp dari rangkaian di atas. aku yakin bahwa aku masih cantik. dan satu hal lagi,, aku adalah orang yg perlu dipertimbangkan dalam kelas. aku selalu jadi bintang kelas dan bintang sekolah.
aku ditumbuh dilingkungan yang jauh dari keramaian. di sebuah pelosok desa. hanya hidup dengan ibu ku. ya,, yang aku tahu ayahku kerja di luar kota, hanya bisa pulang sebulan sekali, itu pun tak pernah menginap dirumah. bahkan akupun jarang bertemu dengannya. tak perlu ku ceritakan panjang lebar tentang kehidupanku yg amburadul. aku sudah cukup bahagia hidup bersama ibuku. berkecukupan. meski sedikitpun aku tak pernah tau bagaimana rasanya dipeluk seorang ayah. aku tak pernah bisa ikut bercerita dengan kawan2ku jika mereka membahas sesosok ayah. dan satu hal yang sangat aku syukuri. tak pernah ada 1 tanggalpun dalam 324 hari untuk merayakan hari ayah sedemikian halnya ada tanggl 22 desember untuk merayakan hari ibu. aku tumbuh seperti apa?? aku tumbuh sebagai gadis kecil yang cantik, gadis yg bisa dibilang "kenes" karena ratusan teman lelaki. gadis yang ramah dan manis. tapi bukan seorang gadis yang penyayang. bahkan terkesan sombong untuk yg belum pernah mengenalku. menginjak sekolah menengah pertama. aku sudah mengenal istilah yang disebut dengan pacran. entah seperti apa mekanisme kerjanya. tapi aku sudah mulai pacaran. karena memang bisa dikatakan aku adalah gadis yang most wanted. bagaimana tidak, tidak banyak bahkan tidak ada gadis yang seprti aku lagi diepelosok desa seperti ini.
sejak saat itu, banyak pria yang keluar masuk dlam kehidupanku. menjadi pacraku atau bahkan menjadi teman dekatku saja. apa yang aku cari dari mereka?? yang jelas bukan cinta..,, karna aku tak pernah merasakan cinta sedikitpun. hingga aku mulai beranjak dewasa, mengenyam bangku kuliah, sudah merasa dewasa dan menentukan semua sendiri. aku sering meninggalkan orang yg mencintaiku begitu saja. tanpa aku memikirkan apa yang mereka rasakan. aku selalu bisa semauku , aku selalu ingin kemauanku dituruti. hingga suatu saat,. q bertemu dengan seorang pria dari dunia maya. aku tertarik padanya karena dia mengaku seorang direktur. dengan perawakan yang ok di sosmed nya. aku tertarik. tp entah ini karena dia mapan atau karena dia tampan, atau karena memang aku sudah termakan umpan yang dia berikan. lama berselang. ternyata aku salah. dia adalah sosok arogan dari seorang yang kusangka baik dan menawan. dia adalah sesosok tempramen dari seorang yangn kurasa penyanyang. dia adalah seorang yang kasar dibalik pria yang lembut. dan yang paling membuatku takut,, dia adalah seorang yang posesif, semua keinginanku tertabats. meski dia memberikan semua yang aku mau, tapi dia membeli kebebasanku. tapi anehnya. aku takl sedikitpun ingin berlari menjauh darinya. semakin hari yang kurasakan hanya semakin takut. semakin waktu yang kurasakan adalah semakin kalut. aku tak tahu. mungkin memang benar. karma itu mungkin tak ada. tapi ingatlah, bahwa hukum timbal balik selalu akan datang.
hari ini., aku mengambil hasil rontgenq, dan ternyata,,,
ada kanker yang bersarang indah di otakku.
aku tak tahu harus bagaimana.. tapi aku ingin hidup. aku ingin punya kesempatan, setidaknya hanya untuk minta maaf kepada org2 yang telah kusakiti dulu. dan aku hanya berharap. semua lekas berlalu. kalau aku harus mati karena kanker ini. aku ikhlas.. tp aku harapkan q bebas dari derita ini dan memulai hidupku yang baru.
2 minggu lagi,, kemoterapi terakhirku...
Kamis, 14 Februari 2013
Rabu, 06 Februari 2013
menulis itu indah kok,
kok bisa?
iya lah,,, sebagian dr imajinasi dapat tertuang dalam sebuah tulisan kecil, tulisan yang tak terbatas oleh apapun.
dan kali ini, mencoba menulis tentang gelar.
yah,,, sepersepsi sama mas Alit susanto yang bilang bahwa sarjana adalah berarti harus siap menerima embel2 gelar baru, PENGANGGURAN. yup,,, sama seperti saya saat ini. sudah semakin posesif buat cari gelar. untuk apa sih gelar itu? untuk apa sih sarjana digunakan?.
orang itu membutuhkan skill. membutuhkan keterampilan yang oke. bukan gelar yang memenuhi kertas karena terlalu panjang.
apa daya. ketika gelar sudah merembet menajdi sebuah kebutuhan. sekali lagi KEBUTUHAN, bukan benar2 dicari sebagai hal yang dibutuhkan. banyak orang mengumbar gelar. tapi buktinya nol.
bukankah sudah banyak cerita tentang itu? ya.. tapi sama sekali tak digubris bukan. ya. tak pernah menjadi pelajaran bagi sebagian orang ya
kok bisa?
iya lah,,, sebagian dr imajinasi dapat tertuang dalam sebuah tulisan kecil, tulisan yang tak terbatas oleh apapun.
dan kali ini, mencoba menulis tentang gelar.
yah,,, sepersepsi sama mas Alit susanto yang bilang bahwa sarjana adalah berarti harus siap menerima embel2 gelar baru, PENGANGGURAN. yup,,, sama seperti saya saat ini. sudah semakin posesif buat cari gelar. untuk apa sih gelar itu? untuk apa sih sarjana digunakan?.
orang itu membutuhkan skill. membutuhkan keterampilan yang oke. bukan gelar yang memenuhi kertas karena terlalu panjang.
apa daya. ketika gelar sudah merembet menajdi sebuah kebutuhan. sekali lagi KEBUTUHAN, bukan benar2 dicari sebagai hal yang dibutuhkan. banyak orang mengumbar gelar. tapi buktinya nol.
bukankah sudah banyak cerita tentang itu? ya.. tapi sama sekali tak digubris bukan. ya. tak pernah menjadi pelajaran bagi sebagian orang ya
Langganan:
Postingan (Atom)